16/04/12

'Toughest Place To Be A Bin Man'

“Toughest Place to be…” di stasiun BBC Two merupakan serial “Jika Aku Menjadi” nya BBC. Toughest Place to be a Bin Man adalah salah satu seri yang mengangkat kisah tentang kehidupan warga Indonesia, seorang tukang sampah di Jakarta bernama Imam Syafii. Tukang sampah dari London, Wilbur Ramirez, menjalani pengalaman 10 harinya di Jakarta untuk menjadi pengumpul sampah. Ia meninggalkan truk sampah hi-tech nya yang dilengkapi AC untuk bergabung dengan keseharian Imam menarik gerobak sampah di jalanan Jakarta.

Foto Wilbur dengan Walikota London setelah ia membintangi acara ‘Toughest Place to be…’


Imam seperti halnya para tukang sampah di Jakarta berkeliling dari rumah ke rumah di wilayah kerjanya (sekitar 100 rumah) dengan menarik gerobak sampah. Pakaian dan alas kaki (bahkan Imam bertelanjang kaki) yang dipakai tidak ada bedanya dengan keseharian. Tidak ada yang khusus. Tidak juga ia memakai alat canggih untuk membantu mengambil sampah dari setiap rumah dan memasukannya ke dalam gerobak. Selain gerobak, ia hanya membawa sapu dan keranjang. 

Meskipun ada beberapa rumah yang memasukan sampah ke dalam kantung-kantung plastik, tidak sedikit yang menumpuk sampah begitu saja di lubang sampah di tembok depan rumah. Kerja tambahan bagi Imam. Apalagi dengan tanpa kebiasaan dan aturan untuk melakukan recycling, maka segala jenis sampah bercampur menjadi satu.

Kadang, seperti yang disaksikan Wilbur, Imam juga membersihkan got di depan rumah karena sampah yang tidak ditaruh di plastik oleh penghuni rumah berceceran dan sebagian menyumbat saluran air. Tidak jelas apakah membersihkan got termasuk dalam tanggung jawabnya, tetapi Imam melakukannya karena takut penghuni rumah mengadukan kerjaannya tidak beres. Sekali diadukan maka dengan mudah ia dipecat dari pekerjaannya. "Saya dan keluarga makan apa?", katanya membayangkan kalau hal itu sampai terjadi pada dirinya. Pekerjaan sebagai tukang sampah yang dibayar di Jakarta sangat berharga karena memperoleh upah rutin dan hanya ada sekitar 3000 orang di Jakarta. Mudah saja untuk memecat tukang sampah, karena masih banyak orang lain yang menginginkan pekerjaan tersebut.


 "Pekerjaan ini menuntut kekuatan fisik lebih besar dari yang saya bayangkan. Gerobak ini beratnya nyaris mencapai 1 ton dan dia biasanya menariknya seorang diri. Hari ini, saya menariknya bersama dia dan saya sudah banyak berkeringat," tutur Wilbur yang bertubuh gempal.


Setelah menyelesaikan pekerjaan pemungutan sampah, Imam pun masih harus melakukan pekerjaan lain. Upah yang diterima dari pemungutan sampah hanya cukup untuk membayar sewa tempat tinggal, sehingga ia dan keluarganya melakukan pekerjaan selanjutnya yaitu ‘mendaur ulang’, atau lebih tepatnya memulung. Dari sampah yang dikumpulkan, mereka menyortir dan mengumpulkan apapun yang bisa dijual kembali. Pekerjaan menyortir selama tiga malam dapat mengkasilkan 28 ribu rupiah. Nilai tersebut sangat menentukan apakah meraka akan makan atau tidak makan. Kondisi Imam masih jauh lebih baik dari sekelompok orang lainnya. Di TPA Bantar Gebang, beberapa ribu orang menggantungkan hidup hanya dari memulung sampah.



Imam sendiri pasrah atas pekerjaan yang diakuinya berat itu. Imam mengatakan bahwa Semua itu demi keluarganya. “Meskipun ini berat, saya harus melakukannya karena saya tak punya keahlian lain. Saya akan melakukan pekerjaan apapun untuk keluarga saya,” cetusnya. Windi, istri Imam pun memuji kerja keras suaminya itu. “Kami tak punya banyak uang, tapi saya tetap bahagia karena suami saya bekerja keras untuk mengurus saya dan putra saya,” kata Windi.


Inggris yang merupakan negara kapitalis ternyata masih dapat lebih menghargai profesi tukang sampah. Hal ini merupakan indikasi bahwa ada masalah sosial dan kemanusiaan pada kehidupan masyarakat di Indonesia.  Salah satunya, praktik kapitalisme dan liberalisme yang sesungguhnya terjadi di negara ‘Pancasila’ ini telah membuat jurang pemisah yang besar antara si kaya dan si miskin. Selain itu kepekaan, simpati dan empati sosial masyarakat khususnya di perkotaan sepertinya semakin hilang.