10/08/11

Kliping internasional: Hidup di luar negeri; Belanda

Rabu, 10 Agustus 2011 | 14:17 WIB

“Sudah hampir dua dasawarsa saya dan keluarga -istri dan tiga anak- tinggal di Belanda. Sampai saat ini, saya dan istri masih ragu untuk pindah warga negara. Tapi, dua anak saya malah sudah duluan menjadi warga negara Belanda. Untuk alasan praktis, supaya mudah bepergian. Kakek anak-anak yang dulu sangat menentang penjajah Belanda, karena perjalanan hidup, setelah masa tua juga beralih menjadi warga Belanda.”

Kamis, 4 Agustus 2011 | 12:19 WIB

"Banyak sarjana (terutama perempuan) asal Indonesia yang kecewa karena tidak memperoleh pekerjaan sesuai dengan bidangnya. Untuk mencari pekerjaan yang sesuai, kadang mereka terbentur masalah diskriminasi dan bahasa."

"..., diskriminasi, tuturnya, juga berasal dari prasangka bahwa orang asing itu tidak memiliki keterampilan pengetahuan sesuai dengan tingkat pengetahuan orang Belanda sendiri. Itulah gambaran yang dimiliki oleh orang Belanda."

Kliping internasional: Cina hari ini

1. Perkembangan militer China

Rabu, 3 Agustus 2011 | 07:32 WIB

"Jepang menyuarakan kekhawatirannya terhadap peningkatan kemampuan militer China dan sikap negara itu yang makin asertif terhadap tetangga-tetangganya di kawasan Asia Timur dan Asia Tenggara."

Komentar pembaca:
"Orang Jepang ketakutan sendiri dikejar bayang-bayang dosa mereka pada saat PD2"

2. Cina impor sumpit

Rabu, 3 Agustus 2011 | 14:46 WIB

“China mengalami kekurangan sumpit yang sangat parah sampai-sampai negara itu mengimpor sumpit dari Amerika Serikat. Padahal, sumpit merupakan alat makan utama di negara itu.”

---

Saran saya:
"Orang Cina diajarkan makan dengan tangan kosong saja." :)

Pertanyaan saya:
"Apakah sumpit adalah alat makan sekali pakai?"

Kamis, 19 Agustus 2010 | 10:15 WIB

"Negara yang memiliki kebiasaan makan dengan sumpit itu rupanya sudah gencar mengampanyekan pelarangan sumpit sekali pakai yang terbuat dari bambu dan kayu karena dinilai merusak lingkungan."

Kliping nasional: Kopaja AC

Sabtu, 16 Juli 2011 14:02 WIB
 
“…, melalui PP itu sebenarnya pihak terkait bisa melakukan pembatasan usia kendaraan umum yang menjadi acuan yang selama ini tidak ada. Juga mengharuskan kendaraan umum baik dari bus kecil, bus sedang hingga bus besar membenahi diri sehingga menjadi angkutan yang diminati masyarakat. "Coba, kalau angkotnya nyaman, Metromini atau Kopaja ber-AC, pasti akan menjadi pilihan. Orang pun tidak segan naik Metromini, dan meninggalkan kendaraan pribadi di rumah saja," sebut Tyas.”
 
Sabtu, 06 Agustus 2011 13:01 WIB

"jangan khawatir, supir tidak akan ngebut sembarangan, karena kami sudah mengubah sistem dengan menggaji supir dan kernetnya. Attitude juga kami ajarkan dengan bimbingan mental dari Marinir," ujar Nanang Basuki, Ketua Umum Kopaja.”

Selasa, 09 Agustus 2011 16:02 WIB

"..., kenyamanan dan keamanan penumpang terjaga berkat dilarang masuknya para pengamen dan pedagang asongan ke dalam mobil. Sementara itu, jumlah penumpang juga dibatasi 34 orang saja, dengan rincian 25 duduk, dan 9 berdiri. Saat penuh, plang “Maaf Penuh” ditampilkan di kaca depan."
"Istimewanya, Kopaja AC tak lagi mengetem di beberapa titik, serta hanya berhenti untuk turun naik penumpang di halte saja. Dan semakin nyaman, tak lagi ada saling susul dan aksi ugal-ugalan antara sesama angkutan Kopaja AC."





Rabu, 10 Agustus 2011 12:02 WIB

"Semoga trayek Kopaja AC ini terus bertambah banyak! Tapi kalo tarifnya naik jangan terlalu tinggi ya! Sekitar Rp 3000 sampai Rp 3500 saja" Ibu rumah tangga ini berharap."

---

Pertanyaan saya:
"Mampukan pemerintah mengembangkannya di tiap kota besar menjadi suatu sistem transportasi yang handal?"